Dibalik reputasi buruknya, tak dipungkiri santan memang membuat hidangan lebih gurih enak. Ternyata, menurut situs Dr. Granny, santan juga punya sejumlah manfaat kesehatan. Makanya, jangan takut makan santan selama masih dalam taraf wajar!
1. Mempertahankan kadar gula darah
Intoleransi glukosa adalah istilah untuk kadar glukosa darah yang lebih tinggi dari level normal, namun tak begitu tinggi hingga memicu diabetes. Hal ini menyebabkan kekurangan mangan dalam tubuh. Santan termasuk bahan makanan yang kaya akan mangan.
2. Membuat kulit dan pembuluh darah tetap fleksibel dan elastis
Santan banyak mengandung tembaga, di mana mineral ini sangat penting bagi sebagian besar fungsi tubuh. Tembaga dan vitamin C mempertahankan fleksibilitas serta elastisitas kulit dan pembuluh darah.
3. Membangun tulang yang kuat
Fosfor merupakan nutrisi esensial yang dibutuhkan tubuh untuk memperkuat tulang. Pasalnya, paduan fosfor dan kalsium dapat mencegah tulang keropos. Meski tak banyak mengandung kalsium, santan tinggi kandungan fosfornya.
4. Membantu mencegah anemia
Kekurangan zat besi membuat tubuh tak dapat menghasilkan hemoglobin yang cukup untuk menjaga kadar oksigen dalam sel darah merah, sehingga menyebabkan anemia. Setiap cup (240 gram) santan mengandung hampir seperempat dari kebutuhan zat besi harian.
5. Membuat otot dan syaraf rileks
Ketika mengalami nyeri atau kram otot, konsumsilah makanan atau minuman berbahan santan. Santan kaya akan magnesium dan bisa membantu meredakan masalah tersebut. Jika tak ada magnesium, sel syaraf jadi sangat aktif karena kalsium. Hal ini menyebabkan kontraksi otot berlebihan.
sunber: detik.com
Dear Hima Gizi
ReplyDeleteTentu santan harus ditakuti karena mengandung lemak jenuh. Lemak jenuh dalam santan berkisar antara 92%. Menurut ilmu yang anda tuntut, lemak jenuh akan menaikkan kolesterol, kolesterol akan menyumbat pembuluh jantung. Memang urut, masuk akal dan....kenyataannya keliru.Tak ada bukti ilmiahnya.
1. ASI adalah makanan bayi yang kalorinya 52% dari lemak. Lemaknya itu yang jenuh 55%. Adakah bayi2 kita bergelimpangan tersumbat pembuluhnya? Oh itu kalau bayi boleh makan lemak jenuh tinggi... Orang tua kagak.
2. Suku Masai hidup di gurun Sahara, mereka meneruskan tradisi hanya mengasup susu dari ternak piaraan mereka.Selain susu mereka juga minum darah sapi mereka dan lemaknya. Makanan dari tumbuhan sangat sedikit yang mereka asup. Suku ini diketahui tak mengenal sakit jantung, tubuhnya ramping dan berpostur tinggi semampai. Mereka tak mengenal stunting yang menjangkiti anak Indonesia sebanyak 35% (..?) Walaupun tak pernah bersikat, gigi mereka tak ada yang kerowok. Oh'...... itu kan susu, kita sedang bahas santan.
3. Adalah suku Tokelau di kepulauan atol Pasifik. Mereka mengasup kelapa dan ikan. Asupan lemak jenuh mereka hingga 56%. Nasib suku ini sama dengan suku Masai. Mereka tak mengenal penyakit jantung, obeitas. Kondisi giginya sama bagusnya dengan suku Masai. Suku ini mengalami obesitas ketika sebagian mulai pindah dan hidup di New Zaeland dan mengenal gula, suku ini mulai sakit diabetes, asam urat. dan penyakit jantung.
3. Aku tahu pak Hardinsyah menyukai Studi Meta analysis karena buktinya kokoh kata beliau. Maka saatnya Hima Gizi membaca meta analisis yang dilakukan oleh Ronald Krauss. Dia mengumpulkan 21 studi tentang lemak jenuh dan kesimpulannya adalah:
“…..tak ada bukti yang signifikan untuk menyatakan bahwa asupan lemak jenuh ada hubungan dengan penyakit jantung koroner dan stroke …..there is no significant evidence for concluding that dietary saturated fat is associated with an increased risk of CHD or CVD ”
http://kesehatan.kompasiana.com/makanan/2013/12/29/lemak-jenuh-tak-ada-hubungan-dengan-penyakit-jantung-623581.html
Terimakasih infonya sangat bermanfaat.....
ReplyDelete