Oleh: Ine Indrati Sigit
Yang
penting anak kenyang …….. prinsip yang masih sering dipegang oleh ibu
atau pengasuh dalam pemberian makan kepada anak. Urusan kualitas dan
keseimbangan zat gizi yang ada di dalamnya dikesampingkan. Alhasil,
porsi terbesar yang masuk ke dalam tubuh anak adalah karbohidrat alias
zat sumber tenaga saja. Padahal, dalam masa pertumbuhannya, anak
membutuhkan aneka zat gizi yang lain, yaitu protein sebagai zat
pembangun dan vitamin mineral yang diibaratkan sebagai polantas yang
mengatur kelancaran metabolisme tubuh.
Yang menjadi pertanyaan si ibu atau
pengasuh, jika rasa kenyang sudah membuat seorang anak tidak rewel dan
mereka kuat berlari dan asyik bermain, mengapa harus tetap
mempertimbangkan asupan zat gizi lain selain zat sumber tenaga, yang
terdapat dalam makanan pokok (nasi, mie, jagung atau ubi jalar)? Mengapa
perlu menambahkannya dengan protein, baik dari hewani atau
tumbuh-tumbuhan? Mengapa tetap diperlukan sayur dan buah dalam menu
sehari-hari anak, sekalipun mereka ogah memakannya? Begitu
seriuskah akibat bagi pertumbuhan anak jika jumlah dan perbandingan
antara zat gizi tersebut tidak terpenuhi? Seberapa banyak sebenarnya
porsi masing-masing zat gizi tersebut ?
Setelah ibu diberi penjelasan tentang
manfaat zat-zat gizi atau nutrisi, seperti misalnya karbohidrat sebagai
sumber tenaga, protein sebagai zat pembangun dan vitamin mineral sebagai
zat pengatur, tak jarang berbagai keluhan dari mereka mengenai masalah
makan pada anak masih terdengar, antara lain : anak tidak suka makan
sayur atau buah, tidak senang minum susu, hanya mau mengkonsumsi mie
instan, sulit dibujuk makan nasi apalagi ditambah dengan lauk pauk
seperti daging, ayam, ikan, tahu dan tempe. Alasannya, sulit mengunyah
apalagi menelannya.
Orang tua atau pengasuh menyadari, bahwa
asupan makanan dalam porsi dan kualitas gizi yang seimbang perlu
diberikan kepada anak sesuai kebutuhan gizi pada tahapan umur mereka.
Masalahnya, anak tidak kooperatif dalam mengkonsumsi makanan yang sudah
disiapkan keluarga. Beberapa tips di bawah ini dapat disimak bagaimana
cara mengatasinya :
- Pengaturan menu makanan bagi anak yang belum genap berusia satu tahun berbeda dengan orang dewasa. Meskipun mereka sedang mengalami masa percepatan tumbuh kembang namun kemampuan mengunyah, menelan dan mencerna makanan masih terbatas. Bagi anak bayi yang belum genap berusia 6 bulan, mutlak hanya Air Susu Ibu (ASI) yang layak diberikan. Keunggulan ASI, antara lain mengandung zat anti bodi sehingga meningkatkan daya tahan tubuh ASI memiliki semua zat dibutuhkan bayi secara lengkap, ASI mudah dicerna dan diserap oleh tubuh, praktis tanpa persiapan penyediaannya di sebuah wadah/botol, murah atau ekonomis karena tidak perlu membeli dan tidak berisiko berbahaya mengandung kuman penyebab diare akibat pemakaian dot atau botol yang dicuci dengan tidak bersih. Yang lebih penting, juga menjalin kasih sayang ibu dan anak.
2. Pada saat bayi genap berusia 6
bulan, kecukupan zat gizi perlu ditambah dengan Makanan Pendamping ASI
(MP-ASI). Pada saat ini mulai diperkenalkan bahan makanan baru secara
bertahap. Pengenalan secara bertahap diperlukan, agar bayi dapat
beradaptasi menerima cita rasa dan untuk mengetes apakah bahan makanan
baru tersebut menimbulkan sakit atau reaksi alegi. Pengenalan bertahap
ini bukan hanya menyangkut jenis tetapi juga kekentalan dan kekerasan
makanan yang diberikan. Ketika bayi berusia 6 sampai dengan 9 bulan,
makanan lumat diberikan secara bertahap 6 sampai dengan 9 sendok
sebanyak 2 atau 3 kali dalam sehari. WHO menyarankan pemberian makanan
ini tanpa menggunakan gula garam apalagi penyedap. Semakin bertambah
umur anak, maka semakin keras tekstur makanan yang diberikan sesuai
dengan kemampuan gigi, lidah dan organ pencernaan lain dalam
mencernanya. Dari makanan lumat, beralih ke nasi tim dan setelah genap
berusia setahun, anak mulai diperkenalkan makanan dewasa, tentu saja
dengan porsi bertahap.
3. Dalam pemilihan jenis bahan
makanan bagi anak tersebut perlu memenuhi azas keseimbangan antara
ketiga zat gizi serta kecukupan air. Semakin muda usia anak, semakin
banyak kebutuhan karbohidrat dan protein bagi setiap kilogram berat
badannya (BB nya). Hal ini diperlukan untuk kecukupan proses tumbuh
kembang di samping untuk melakukan aktifitas fisik dan pemeliharaan
kesehatannya. Seorang ibu di Kota Malang berhasil mendidik kedua buah
hatinya dalam mengkonsumsi sayuran bayam setiap hari. Si ibu memotivasi
kedua anaknya dengan manfaat sayur bayam tersebut sebagaimana yang
digambarkan dalam film kartun Popeye yang gemar makan bayam dan
memperoleh kekuatan dengan mengkonsumsinya. Meskipun bayam sesungguhnya
bukan sebagai sumber energi yang menimbulkan kekuatan ekstra, tetapi
tidak salah dijelaskan kepada anak, bahwa dengan mengonsumsi bayam,
tubuh Popeye tidak pernah sakit dan menjadi produktif dalam beraktivitas.
Kecukupan zat sumber tenaga dapat
terpenuhi dari makanan sehari-hari, seperti nasi, roti, kentang, mi.
Meskipun BB anak yang lebih muda lebih ringan dari pada anak yang lebih
besar, namun kebutuhan setiap kilogram BB nya lebih tinggi. Sebagai
contoh, disebabkan oleh pertumbuhannya yang lebih pesat, setiap kilogram
BB anak yang berusia 1 sampai 3 tahun setiap kilogram BB nya
membutuhkan 100 Kalori, lebih besar dari pada anak yang berusia 14
sampai 18 tahun dengankecukupan energinya 40 Kalori setiap kilogram BB
nya. Begitu pula kebutuhan protein sebagai zat pembangun tubuh pada
anak yang lebih muda lebih besar dari pada anak yang lebih tua. Bukan
hanya jumlah tetapi mutu protein sangat menentukan pertumbuhan pada
anak. Mutu protein ditentukan oleh susunan asam amino yang terkandung
di dalamnya. Mutu protein lebih baik yang berasal dari hewani (susu,
telur, daging, ikan) dari pada nabati (tempe, tahu, nasi). Kualitas asam
amino yang terkandung dalam protein yang dikonsumsi anak tersebut
mempengaruhi optimalisasi pembentukan enzim, hormon dan antibodi pada
anak. Kebutuhan protein pada anak usia 1 sampai dengan 3 tahun adalah 2
g setiap kilogram BB nya. Yang tak kalah penting adalah kecukupan
kebutuhan tubuh anak akan sumber lemak. Selain sebagai sumber energi,
lemak berfungsi sebagai pelarut vitamin A,D,E dan K dan pemberi rasa
sedap pada makanan. Dianjurkan seperlima dari kebutuhan energi seorang
anak berasal dari lemak. Zat sumber lemak antara lain berasal dari
minyak goreng, santan dan margarine.
0 comments: