Menurut
sifatnya ilmu gizi dibedakan menjadi dua yakni gizi yang berkaitan dengan
kesehatan perseorangan dan kesehatan masyarakat. Kemudian keduanya berkembang
menjadi cabang ilmu sendiri yaitu cabang ilmu gzi kesehatan perseorangan atau
gizi klinis dan cabang ilmu gizi kesehatan masyarakat atau gizi masyarakat.
Gizi klinik lebih menitik beratkan kepada tindakan kuratif, sedangkan gizi
masyarakat lebih menitik beratkan kepada tindakan promotif dan preventif.
Sebelum mendalami suatu ilmu
pengetahuan, perlu dipelajari terlebih dahulu mengenai sejarah perkembangannya.
Hal ini dikarenakan sifat ilmu pengetahuan yang selalu berkembang sesuai hasil
penelitian (soekirman 2014). Salah satu hasil perkembangan ilmu gizi yaitu
pedomn gizi seimbang.
Negara yang pertama menyusun pedoman
gizi adalah Amerika Serikat hasil pemikiran Wilbur Atwater (1844-1970) yang
merupakan seorang PhD kimia pertanian. Selain itu Atwater juga dikenal sebagai penyusun pertama
DKBM di USA. Gagasan Atwater itu kemudian dikembangkan oleh Departemen Pertanian Amerika (USDA) sampai
sekarang.
Selama 100 tahun ini 9 pedoman gizi
telah diterbitkan oleh USDA yaitu pada tahun 1916 Food For Young Children, 1917
How To Select Foods, 1943 Basic Seven: A Days Pattern For Good Eating, 1956
Basic Four, 1979 Guide To Better Diet: Food Pyramid, 1992 Food Guide Pyramid,
2005 My Pyramid Food Guide System, dan 2011 My Plate.
Perkembangan gizi di Indonesia dimulai
bersamaan dengan diterbitkannya basic four atau basic five oleh USDA yang telah
disesuaikan dengan budaya setempat. Slogan yang digunakan di Indonesia yaitu
Empat Sehat Lima Sempurna (ESLS) yang diciptakan oleh Prof. Dr. Purwo Sudarmo.
Walaupun Basic Four sudah dimodifikasi berkali-kali,selama hampir 40 tahunESLStidak dievaluasi dan dipertanyakan keefektivitasannya
terhadap pola makan dan kesehatan masyarakat. Hingga akhirnya pada tahun 1992
FAO merekomendasikan untuk mengubahnya menjadi pedoman gizi seimbang yang lebih
komprehensif. Kemudian pada tahun 1995 terbitlah buku pertama berisi Pedoman
Umum Gizi Seimbang dengan 13 pesan.
Sejak akhir tahun 1990an Indonesia tidak
memiliki program pendidikan gizi nasional yang terencana dengan baik, sehingga
keberadaan PUGS tidak dirasakan perlu oleh DepKes dan masyarakat. Selain itu
rencana penyebarluasan buku tentang PUGS juga tidak sesuai rencana sehingga
istilah PUGS semakin tidak dikenali oleh masyarakat.
Tahun 2010 sekelompok pakar gizi yang
bernaung dibawah Danone Institute Indonesia berinisiatif mengisi kekosongan
tersebut dengan memperkenalkan empat pilar gizi seimbang yaitu: 1. Aneka ragam
makanan sesuai kebutuhan 2. Menjaga kebersihan 3. Aktif bergerak dan olahraga
4. Menjaga berat badan ideal. Dengan adanya empat pilar ini dapat diartikan
bahwa masalah gizi bukan hanya berkaitan
dengan makanan, tetapi juga pola hidup. Tahun 2014 Kemenkes akan menerbitkan
Pedoman Gizi Seimbang yang baru dengan mempertahankan empat pilarnya.
Keefektivan program ini akan bergantung kepada salah satunya yaitu adanya
program pendidikan gizi di masyarakat sehingga keberadaan buku dapat berarti.
0 comments: