Para peneliti di Amerika Serikat menemukan kaitan antara hilangnya daya ingat dengan makanan berkalori tinggi. Mereka menyelidiki gangguan kognisi ringan (MCI) yang merupakan salah satu gejala awal penyakit demensia. Demikian dilansir BBC Indonesia, Senin (13/2).
Penelitian yang dipublikasikan dalam sebuah konferensi tersebut menyebutkan bahwa diet kalori tinggi terkait dengan meningkatnya risiko MCI menjadi dua kali lipat, dibandingkan dengan diet rendah kalori.
Lembaga peneliti Alzheimer’s Research UK mengatakan gaya hidup sehat diketahui dapat melindungi otak dari serangan demensia. Gangguan kognisi ringan menjadi semakin menarik bagi para peneliti karena dapat membantu memprediksi apakah gangguan itu dapat berkembang menjadi demensia atau Alzheimer.
Tim di Mayo Clinic, AS menyelidiki efektivitas diet pada 1.233 orang berusia antara 70 dan 89 tahun. Tidak ada seorang pun yang menderita demensia, tapi 163 orang didiagnosa dengan MCI.
Pasien dibagi menjadi kelompok rendah kalori (antara 600 hingga 1.526 kalori perhari) dan tinggi kalori (2.145 hingga 6.000). Para peneliti membandingkan insiden terjadinya gangguan daya ingat ringan antara dua kelompok ini.
Hasilnya dipresentasikan di pertemuan tahunan Akademi Syaraf Amerika. Tidak ada perbedaan antara kelompok kalori ringan dan sedang, namun gangguan daya ingat ringan meningkat dua kali lipat pada kelompok dengan kalori tinggi.
Peneliti Dr Yonas Geda mengatakan, “Kami melakukan observasi pada pola respons dosis yang artinya semakin tinggi jumlah kalori yang dikonsumsi setiap hari, semakin tinggi risiko MCI.”
Studi itu tidak bisa menyimpulkan bahwa diet tinggi kalori menyebabkan MCI, dan bahwa gangguan daya ingat bisa saja disebabkan oleh konsumsi makanan berlebihan atau karena adanya faktor lain yang membuat risiko meningkat.
Namun Dr Geda mengatakan ada metode terapi potensial, “Memangkas kalori dan mengonsumsi makanan sehat bisa menjadi cara sederhana untuk mencegah hilangnya daya ingat.”
sumber : liputan6
0 comments: